Senin, 20 April 2009

TIDAK CEMBURUAN

DAYYUTS
(TIDAK PUNYA RASA CEMBURU) TERGOLONG DOSA BESAR

DAYYUTS : adalah orang yang membiarkan kemaksiatan terjadi di tengah-tengah keluarganya. Yaitu orang yang permisif kepada keluarganya. Dengan kata lain : Dayyuts adalah orang yang tidak memiliki kecemburuan ketika sebagian keluarganya melakukan kemaksiatan. Cenderung membiarkannya dan tidak merubahnya padahal mampu melakukannya. Apapun alasannya : malu, tidak enak, pelaku lebih senior dan lain-lain, tidak dibenarkan jika menjadikan seseorang dayyuts.
Di zaman sekarang ini dayyuts seperti telah menjadi konsumsi yang menggoda bagi kebanyakan orang. Dayyuts telah menjadi konsumsi publik. Betapa banyak tayangan TV yang menggiring orang untuk menyukai contoh-contoh dayyuts yang dilakukan oleh kalangan tertentu. Bahkan dayyuts telah menjadi komoditi yang laku sangat keras. Semua media, akan bertambah ratingnya dengan sangat cepat jika mahir mengemas berbagai bentuk dayyuts dengan tampilan yang kreatif. Demikianlah kenyataan yang telah terbentuk, bahkan banyak orang mengatakan bahwa dayyuts adalah budaya.
Bukankah anda sering menonton tayangan dengan adegan ‘ikhthilath’, ciuman, pegang-pegangan, kejar-kejaran, berduaan, mojok, perselingkuhan, yang semuanya dilakukan oleh dua orang berlainan jenis dan bukan pasangan yang shah menurut agama. Semua itu dayyuts komersial yang tinggi dimandnya dan sangat banyak yang memenuhi suplainya.
Bahkan banyak masyarakat yang tertarik dan mencita-citakan profesi yang berkaitan erat dengan dayyuts, karena tergiur oleh likuiditasnya yang sangat tinggi. Banyak juga yang memberikan aksesoris profesinya dengan tingkah-tingkah yang mengundang reaksi media dan publik, yang muaranya adalah mendongkrak popularitas dirinya dan tentu dengan sikap dayyuts. Sebuah pertanyaan menggelitik : Kenapa ibu seorang artis berkerudung, tetapi putrinya yang artis bertabarruj ? Apakah karena ibunya sudah tua dan sudah “tidak modis dan tidak menarik” sedangkan putrinya, harus selalu menarik siapapun yang menontonnya ? Sungguh, fakta yang sangat kontradiktif dengan ajaran agama Islam.
HUKUM DAYYUTS : Haram dan dosa besar.
DALIL-DALIL :
1- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْعَاقُ وَالِدَيْهِ وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ الْمُتَشَبِّهَةُ بِالرِّجَالِ وَالدَّيُّوْثُ ، وَثَلاَثَةٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةِ اَلْعَاقُ وَالِدَيْهِ وَالْمُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى
“Tiga golongan tidak akan masuk surga dan Allah pada hari kiamat tidak sudi melihat kepadanya : Pendurhaka kepada kedua orang tua, wanita tomboi yang menyerupai kaum pria dan orang yang tidak memiliki kecemburuan kepada keluarganya. Dan tiga golongan tidak akan masuk surga : Pendurhaka kepada kedua orang tua, pecandu khamar dan pencaci dengan apa-apa yang ia berikan”. (Diriwayatkan oleh Ahmad (6145) dan An-Nasa’I (2562).
2- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى لَمَّا خَلَقَ الْجَنَّةَ قَالَ : وَعِزَّتِى وَجَلاَلِى لاَ يَدْخُلُكِ بَخِيْلٌ وَلاَ كَذَّابٌ وَلاَ دَيُّوْثٌ
“Sesungguhnya, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan surga berfirman, “Demi keperkasaan dan keagunganKu, tidak akan memasukimu orang kikir, orang pendusta dan orang tiada pencemburu” .
3- Di dalam kitab Ash-Shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَغَارُ وَإِنَّ اللهَ يَغَارُ وَغِيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِىَ الْعَبْدُ مَا حُرِّمَ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya seorang mukmin itu pencemburu dan Allah itu juga pencemburu. Dan kecemburuan Allah jika seorang hamba melakukan apa-apa yang diharamkan atas dirinya”.
4- Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman sbb,
الزَّانِي لاَ يَنْكِحُ إِلاَّ زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لاَ يَنْكِحُهَا إِلاَّ زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ (النور : 3)
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang mukmin”. (Qs. An-Nuur : 3).
*****

Dari kitab : مجالس المؤمنين فى مصالح الدنيا والدين باغتنام مواسم رب العالمين
Penyusun : Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.
Penerbit : Kunuuz Isybiliya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar