Mungkin, sebagian kaum muslimin yang konsen terhadap wawasan keislaman dengan skala internasional merasa penasaran, ingin tahu apa yang terjadi ketika pakta pertahanan Antlantik Utara NATO (North Atlantic Treaty Organisation) hendak memilih sekretaris jendralnya yang baru. Lebih mengusik keingin-tahuan lagi, ketika yang dicalonkan adalah mantan perdana menteri Denmark, Anders Fogh Rasmussen.
Kaum muslimin bisa terusik ketenangannya, ketika mendengar bahwa NATO akan dipimpin oleh seorang mantan perdana menteri Denmark. Kenapa ? Kaum muslimin tentu ingat apa yang terjadi pada tahun 2006 lalu di Denmark. Peristiwa kontroversial yang membangkitkan amarah kaum muslimin di seluruh dunia. Yaitu kartoon Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Turki, sebagai salah satu negara anggota NATO telah mengeluarkan ancaman, jika mantan perdana menteri Denmark itu dicalonkan sebagai sekretaris jendral NATO yang baru, Turki akan menggunakan hak vetonya.
Jelas bagi semua kaum muslimin, bahwa tidak mungkin Anders Fogh Rasmussen dengan gontai mundur dari pencalonan itu karena melihat gelagat Turki. Tentu dia dan negeranya menilai bahwa menjadi sekretaris jendral NATO adalah prestasi dan prestise bagi negaranya. Sehingga hal itu harus dengan gigih dipertahankan dan disukseskan. Itu sudah pasti. Lantas apa yang dia lakukan ketika ada pihak-pihak yang tidak setuju ? Inilah yang menarik untuk diketahui.
Sudah dapat dibayangkan, jika Anders Fogh Rasmussen mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Turki, apa yang dia lakukan. Di dalam sebuah diskusi yang diadakah di Istanbul yang dilansir oleh kantor berita Roiter yang kemudian dimuat di dalam tabloid Al Alamul Islamiy edisi : 2066 yang diterbitkan pada hari Senin, 6 April 2009 oleh Rabithatul Alamil Islamiy, dia mengutarakan niatnya untuk membangun jembatan yang menghubungkan antara dunia Islam dan Barat. Dia mengatakan, “Saya menghargai Islam sebagai salah satu agama besar di dunia. Demikian juga terhadap nilai-nilai keagamaan yang dikembangkannya”. Dia juga menambahkan, “Saya merasa sangat sedih, ketika mayoritas kaum muslimin menganggap bahwa gambar-gambar karikatur (karikatur Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam) sebagai sebuah propaganda pemerintah Denmark untuk merendahkan atau sikap menghinakan Islam atau Rasul Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ini tidak benar”.
Niat dan ungkapan Rasmussen itu harus selalu dicermati oleh kaum muslimin, untuk mengetahui apakah dia tulus atau masih menjadi pelayan Amerika dan Barat. Yang jelas dengan krisis ekonomi global sekarang ini, Islam telah mendapatkan kekuatan penting dan besar, yaitu ketangguhan sistim ekonomi. Jika mereka hebat dalam militer, apakah bisa tetap mempertahankan kehebatannya jika kegagahan ekonomi sudah lenyap dari mereka. Mari kita tunggu perkembangan dunia selanjutnya. Wallahu a’lam bish shawab.
*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar