Minggu, 19 April 2009

MANUSIA PASTI BERDOSA

PASTI……
MANUSIA BERDOSA, ALLAH MENGAMPUNI
“Ramadhan adalah nama bulan dalam kalender qamariah yang penetapannya berdasarkan revolusi bulan mengelilingi bumi. “Ramadhan” adalah kata dalam bahasa Arab yang dilihat dari bentuknya “sighah mubalaghah”. Bentuk ini biasa untuk penegasan atau pengungkapan sesuatu yang sangat. Secara bahasa, Ramadhan artinya panas. Ketika kata itu diungkapkan dengan bentuk “mubalaghah” maka artinya menjadi “amat sangat panas dan membakar”. Makna ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk memberikan kesan bahwa puasa di bulan Ramadhan itu sangat berat, karena tidak makan dan tidak minum di musim yang panas membakar. Akan tetapi, justeru memberikan kesan yang sangat menggembirakan kaum muslimin, karena ”Ramadhan” memberikan semangat untuk membakar dosa-dosa dengan berbagai ibadah yang dilipat-gandakan pahalanya di bulan Ramadhan khususnya dan di bulan-bulan lain pada umumnya.
Dengan tulisan ini penulis mengajak para pembaca untuk turut bergabung dalam sebuah rihlah thalabul ilmi (pengembaraan mencari ilmu) dengan menjelajah dan mengamati hamparan dalil-dalil yang berkaitan dengan tema kita ini. Tetapi jangan lupa perbekalan yang harus dibawa, yaitu : semangat dalam beriman dan bertaqwa. Hanya dengan semangat iman dan taqwa, rihlah kita akan sangat membahagiakan dan memuaskan lahir dan batin. Beikut ini kafilah bertemu dengan dalil-dalil yang menjelaskan bahwa semua manusia pasti berdosa :
1- Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, 'Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, 'Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya. Jika kalian semua tanpa dosa pasti Allah melenyapkan kalian semua. Dan pasti Dia mendatangkan suatu kaum yang berdosa lalu mereka memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni mereka'". (HR. Muslim).
2- Dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid radhiyallahu anhu ia berkata, 'Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, 'Jika kalian semua tanpa dosa pasti Allah menciptakan makhluk manusia yang lain yang berdosa lalu mereka memohon ampun kepadaNya dan Dia mengampuni mereka'". (HR. Muslim).
Pokok-pokok pikiran dalam dua buah hadits di atas adalah :
1) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersumpah bahwa semua manusia berdosa sehingga mereka masih tetap eksis di dunia.
2) Jika semua manusia tidak berdosa, dipastikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa mereka pasti telah punah dan digantikan dengan kaum lain yang berdosa.
3) Istighfar (permohonan ampun kepada Allah) adalah faktor yang menjadikan makhluk manusia tetap eksis di muka bumi.
Jika manusia dipastikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdosa lalu mereka tidak mau memohon ampunan kepadaNya dengan beristighfar dan bertaubat, apalagi ketika bulan Ramadhan telah tiba, maka neraka Jahannam yang menyala-nyala dan membakar adalah balasannya. Dia akan kekal abadi di dalamnya karena dosa-dosanya. Na’udzu billah.
Akan tetapi sungguh tidak merugi jika kita turut menjadi anggota kafilah yang melakukan rihlah thalabul ilmi ini, karena dengan demikian kita juga akan sampai kepada suatu dalil yang menunjukkan kegembiraan Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika melihat hambaNya bertaubat kepadaNya. Kegembiraan Allah yang disimulasikan oleh Allah sendiri dalam sebuah hadits Qudsi.
Kini marilah kita simak dalil-dalil berikut :
1- Telah tertulis di dalam kitab Ash-Shahihain dari beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda,
"Bagi Allah kegembiraan yang lebih besar karena taubat seorang hambaNya ketika ia bertaubat kepadaNya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian semua yang sedang berada di atas binatang tunggangannya di tengah hamparan padang pasir yang sangat luas dan kosong lalu binatang tunggangan itu lepas darinya. Di atas binatang tunggangan itu persediaan makan dan minumnya sehingga ia putus-asa karena itu. Diapun lantas mendekati sebatang pohon dan berbaring di bawah keteduhannya – ia telah putus asa akan binatang tunggangannya – Ketika ia dalam keadaan yang sedemikian rupa, tiba-tiba binatang tunggangannya telah berdiri di dekatnya sehingga ia memegang tali kekangnya lalu berucap dengan kegembiraan yang meluap-luap, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabbmu' – ia salah ucap karena kegembiraannya yang meluap-luap". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dari hadits Anas dan dari hadits Ibnu Mas'ud dan diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Al-Barra, dari hadits An-Nu'man bin Basyir. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah).
Sekali pun dosa seorang hamba bertumpuk-tumpuk dan selalu tergoda melakukan dosa yang lain, sedangkan dirinya tidak mampu menolaknya, tidak perlu merasa putus-asa dari ampunan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena telah diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu bahwa seorang pria datang menghadap kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu terjadilah dialog dengan beliau sebagai berikut,
'Wahai Rasulullah,salah seorang dari kami melakukan dosa'. Maka beliau bersabda, 'Ditulis dosa baginya'. Ia berkata, 'Lalu ia beristighfar dan bertaubat dari dosanya'. Beliau bersabda, 'Dia diampuni dan taubatnya diterima'. Ia berkata, 'Ia kembali berdosa lagi'. Beliau bersabda, 'Ditulis dosa baginya'. Ia berkata, 'Lalu ia beristighfar dan bertaubat dari dosanya'. Beliau bersabda, 'Dia diampuni dan taubatnya diterima'. Ia berkata, 'Ia kembali berdosa lagi'. Beliau bersabda, 'Ditulis dosa baginya dan Allah tidak akan bosan hingga kalian bosan”. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan ia berkata, "Ini adalah hadits shahih menurut persyaratan Al-Bukhari namun keduanya tidak mentakhrijnya, namun disepakati oleh Adz-Dzahabi. Juga ditakhrij oleh Ath-Thabrani di dalam kitab Al-Kabir sebagaimana dalam kitab Al-Mujamma'. Ia berkata, "Isnadnya hasan").
Bahkan dalam hadits lain beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika kalian semua tidak berdosa maka pasti Allah akan meniadakan kalian semua dan pasti kemudian akan menghadirkan suatu kaum yang berdosa sehingga mereka memohon ampun kepada Allah dan Allah memberikan mereka ampunan-Nya'". (HR. Muslim, Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dengan lafadz Muslim).
Pokok-pokok pengertian di dalam hadits-hadits di atas sebagai berikut :
1) Kegembiraan Allah karena melihat hambaNya yang bertaubat kepadaNya lebih besar daripada kegembiraan seorang musafir yang telah putus-asa dan pasrah jika ajal menjemputnya karena kehilangan binatang tunggangan dengan segala perbekalannya di tengah sahara luas, yang tiba-tiba mendapatkan pertolongan.
2) Allah pasti akan mengampuni setiap kali hamba memohon ampunan kepadaNya hingga ia bosan.
3) Dipastikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang dikuatkan dengan sumpahnya bahwa setiap manusia pasti berdosa. Jika tidak, dipastikan oleh beliau semua manusia telah sirna dan digantikan oleh kaum lain yang berdosa dan bertaubat kepadaNya.
Dengan pengembaraan kali ini, alhamdulillah, kita telah mengetahui bahwa kita manusia biasa dan selalu berdosa, baik sengaja atau tidak sengaja. Tetapi kita masih memiliki Allah Rabb kita yang kita mahabbah kepadaNya, yang selalu mengampuni siapa saja yang bertaubat dan beristighfar kepadaNya. Kita pasti berdosa, maka kita harus bertaubat dan Allah pasti mengampuni kita. Jangan bosan dan putus asa memohon ampunan dengan istighfar kepadaNya. Yakinlah dan berimanlah. Wallahu a’lam bishshawab.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar