Ungkapan Sa’id bin Jabir berikut ini sekilas mengejutkan. Dia mengatakan, “Sungguh, seorang hamba melakukan suatu kebaikan sehingga karenanya ia justeru masuk neraka dan sungguh seorang hamba melakukan keburukan sehingga karenanya ia justeru masuk surga. Yang demikian itu, karena ia melakukan kebaikan lalu menjadi fokus perhatiannya sampai akhirnya takjub karena amal kebaikannya sendiri. Sementara, orang lain melakukan keburukan lalu menjadi fokus perhatiannya sampai akhirnya ia sadar untuk memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala seraya bartaubat kepadaNya dari perbuatan itu".
Amal kebaikan, bisa menjadikan pelakunya masuk neraka, kenapa ? Karena dia berlebihan menilai amalnya sendiri sehingga muncul darinya rasa riya’ atau sum’ah. Dia terdorong untuk mengatakannya kepada orang lain, bukan demi dakwah tetapi agar mendapatkan simpati dan pujian. Jika demikian, yang muncul adalah riya’. Riya’, dosa syirik terkecil yang mendorong pelakunya masuk ke dalam neraka.
Sedangkan pelaku dosa, justeru masuk ke dalam surga, kenapa ? Karena dia sadar lalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan ikhlas. Selama orang belum mengalami ghirghirah (gemuruh napas dalam dada karena sakaratul maut) taubat seorang hamba masih diterima. Ingat, budak muda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang beragama Yahudi. Dia menjadi penghuni surga sekalipun belum pernah melakukan kebaikan dalam bingkai Islam. Karena pada akhir hayatnya dia menerima dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sehingga menjadi seorang muslim yang taubatnya diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seorang mukmin, jika melakukan dosa, siksa akan terhalang datang kepadanya karena sepuluh sebab :
1. Ia bertaubat sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala menerima taubatnya. Sesungguhnya, seseorang yang melakukan taubat dari suatu dosa maka ia menjadi seperti orang tanpa dosa.
2. Ia memohon ampun hingga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberinya ampunan.
3. Ia melakukan berbagai kebajikan yang bisa menghapuskan dosa-dosanya, karena sesungguhnya kebaikan itu menghilangkan keburukan.
4. Karena saudara-saudara mukminnya berdo'a untuknya dan mereka memintakan ampun untuknya ketika ia masih hidup atau setelah meninggal dunia.
5. Karena mereka menghadiahkan pahala berbagai amal-perbuatan mereka karenanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan manfaat kepadanya.
6. Karena Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memberinya syafaat.
7. Ia diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dunia dengan berbagai macam musibah dan ia sabar menerimanya sehingga karenanya tertebus dosa-dosanya.
8. Ia diuji di alam barzakh (alam kubur) dengan teriakan keras yang karenanya tertebus dosa-dosanya.
9. Ketika datang kiamat, ia diuji dengan berbagai kejadian yang sangat mengerikan, karenanya tertebus dosa-dosanya.
10. Karena ia disayangi oleh Dzat yang Maha Penyayang dari semua penyayang.
Semoga kita menjadi sadar beragama, sehingga menjadi salah satu di antara orang-orang yang mendapat penutup segala dosa. Sadar….sadar….sadar….istiqamah….istiqamah….istiqamah. Wallahu a’lam bish shawab.
*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar