Kamis, 16 April 2009

KETANGGUHAN SISTIM EKONOMI ISLAM

BUKTI NYATA :
SISTIM EKONOMI ISLAM TANGGUH
MENGHADAPI KRISIS EKONOMI GLOBAL

Krisis ekonomi global telah terjadi. Negara adidaya pun limbung dan diambang kehancuran. Apalagi negara-negara kecil dan negara-negara berkembang. Banyak perusahaan manufactur dan perbankan gulung tikar. Orang berduit menahan diri tidak banyak berbelanja, dampaknya pasar barang dan jasa menjadi lesu. Dampak yang lebih mengerikan adalah banyaknya perusahaan yang tidak mampu lagi menggaji karyawannya. Akhirnya gelombang PHK pun menghempas kehidupan jutaan orang di se antero dunia. Rasa ketidak-puasan mulai merebak. Rasa putus-asa mewabah dikalangan orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Kriminalitaspun melonjak drastis intensitas kejadiannya. Banyak orang menjadi sangat tidak seimbang emosinya.
Di dalam tabloid berbahasa Arab, Al Alamul Islamiy yang diterbitkan oleh LSM Rabithatul Alamil Islamiy yang berkedudukan di Makkah Saudi Arabia, dalam edisi 2046, Senin 3 November 2008 pada halaman 4 dijelaskan bahwa telah diselenggarakan sebuah seminar di Kerajaan Saudi Arabia yang bertajuk “Krisis global dan pengaruhnya terhadap industri manufaktur Islam”. Para peserta seminar menegaskan bahwa mereka menemukan bank-bank Islam tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi global yang telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia, bahwa krisis akan menimbulkan pengaruh negatif dengan berkurangnya kesempatan kerja dan meledaknya jumlah pengangguran, selain meningkatnya biaya transportasi dan jasa. Bahkan, Dr. Ahmad Muhammad Ali, ketua persekutuan bank-bank pembangunan Islam, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan seusai seminar mengatakan, “Bank-bank Islam sama sekali tidak mengalami kerugian sepeser pun karena krisis ini”.
Tentu, ungkapan beliau itu meyakinkan kaum muslimin dan semua orang bahwa sistim ekonomi Islam terbukti tangguh menghadapi krisis ekonomi global seperti sekarang ini. Opini yang terbentuk ini secara psikologis pasti mendorong semua orang untuk mengetahui lebih jauh sistim-sistim Islam yang berkenaan dengan hal-hal lain selain ekonomi. Tentu, hal demikian merupakan angin segar bagi perkembangan dakwah Islamiah di kancah global. Negara-negara besar harus kecele karena selama ini mereka terlalu PD bahwa sistim merekalah yang paling sahih.
Beliau juga menambahkan bahwa krisis ini justeru memberikan kesempatan kepada Islam untuk hal-hal berikut ini :
1. Mendirikan bank-bank berskala internasional yang membawa missi ekonomi Islam.
2. Menyajikan pandangan baru bagi dunia dan metode yang berbeda dalam mengelola modal dan mengembangkan harta.
Akhirnya, karena ketangguhan sistim ekonomi Islam, para peserta seminar membentuk pokja yang beranggotakan sejumlah praktisi dan para pakar yang bertugas mengontrol setiap perkembangan di setiap daerah selama krisis. Kemudian melakukan penelaahan guna membantu mencari jalan untuk menjadikan bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan Islam tetap eksis dengan prosedur pemecahan masalah yang benar selama menghadapi krisis.
Dalam pembukaan seminar, Dr. Ahmad Muhammad Ali menegaskan bahwa kondisi ekonomi global sudah sangat tidak menentu. Karena krisis, total kerugian yang dialami oleh bank-bank perkreditan dan lembaga-lembaga keuangan Internasional telah menembus angka lebih dari 104 trilliun dollar pada akhir september 2008. Sedangkan pasar modal internasional telah mengalami kerugian hingga mencapai lebih dari 30 % dari total nilainya di awal tahun 2008 yang besarnya lebih dari 18 trilliun dollar. Sementara krisis masih terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda akhir musimnya.
Dr. Gith Syibsigh (?) dari IMF (International Monetery Fund) meminta agar segera disusun rancangan Islam yang integral. Dia mengatakan, “Di sana terdapat kesempatan yang khusus bagi bank-bank Islam agar menjadi pemain internasional baru yang memberikan pengaruhnya di dalam perdebatan-perdebatan berskala internasional yang kini sedang berlangsung, guna menyikapi krisis yang sedang terjadi”.
Di dalam tabloid yang sama, edisi : 2049, Senin 24 November 2008, halaman : 7 dalam satu kolom penuh ditulis sebuah judul, “Bukti-bukti langsung yang menunjukkan kehebatan ekonomi Islam dan semua bank perkreditannya”. Di bawahnya menyusul tiga buah sub judul, yaitu : “Krisis ekonomi menunjukkan kebutaan sistim kapitalisme dan berakhir masanya”, “Pembiayaan Islami menjadi alternatif pengganti bank-bank konvensional” dan “Segala sesuatu diberikan kepada bank-bank Islam”. Semua ini jelas ungkapan-ungkapan berani dan penuh rasa bangga berdasarkan bukti-bukti nyata, langsung dan terbuka yang menunjukkan kehebatan sistim ekonomi Islam.
Alhamdulillah, pilihan kaum muslimin adalah agama yang tidak salah bahkan menumbuhkan izzah bagi mereka. Wallahu a’lam bish shawab.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar