HAKEKAT KUAT
Kuat yang hakiki, yang diridhai oleh Islam, dan sangat dianjurkan adalah kuat yang berhubungan dengan mental seseorang, bukan hanya kuat dengan tinjauan fisik. Dengan demikian, maka setiap muslim dituntut kuat mental dan fisik, sehingga mudah melakukan segala macam tugas dan kewajiban. Ibadah, semuanya menjadi ringan dan sangat nikmat.
Orang menang dalam pertandingan gulat, tinju, lari sprint, maraton dan lain sebagainya, baru kuat fisik, dan tidak akan membuahkan manfaat tanpa kuat dalam mental kepribadian.
Jika orang hanya kuat secara fisik, tetapi tidak memiliki kekuatan di bidang mental, akan sulit menjadi manusia baik-baik. Dia dengan kekuatan fisiknya, akan senantiasa terdorong melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang menurut pemikirannya menguntungkan dirinya.
Sungguh, orang demikian adalah orang bingung yang tidak menyadari kebingungannya. Dia berolahraga main bola sampai adzan maghrib, dia menjadi sehat, tetapi kesehatannya tidak digunakan untuk mendapatkan manfaat dari Allah yang sebanyak-banyaknya. Bahkan, lalai kepada Allah karena menikmati kesenangan main bola dengan kawan-kawannya hingga adzan maghrib memanggilnya, namun dia tidak paham panggilan yang mulia itu. Na’udzu billah min dzalik.
Simak hadits berikut dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Bukanlah kuat itu diukur dengan bertanding gulat, akan tetapi kuat kemampuan mengendalikan diri ketika sedang marah'". (Muttafaq alaih).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak mengukur kekuatan seseorang dengan menguji-cobanya bertanding gulat, tetapi lebih memperhatikan kemampuan seseorang mengendalikan diri ketika sedang dilanda kemurkaan dan amarah.
Ketika seseorang kuat menahan diri dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang ketika sedang marah, tidak memukul, tidak menyakiti dengan kata-kata atau dengan anggota badan, tidak mengancam, tidak mencaci, tidak memaki, maka dia benar-benar orang kuat.
Jadi yang ideal : Kuat fisik dan kuat mental. Kuat fisik untuk memudahkan melakukan berbagai macam ketaatan dan meninggalkan berbagai macam kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam.
Semoga kita bisa mengoptimalkan keduanya. Wallahu a’lam bish-shawab.
*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar