KARTUN NABI MUHAMMAD
MENDORONG SEJUMLAH WARGA DENMARK MASUK ISLAM
Ditulis di dalam koran العالم الإسلامى edisi 2033 yang terbit pada Senin, 7 Juli 2008 pada halaman 6, sebuah judul yang artinya : Gambar-bambar yang menjelekkan Rasul yang mulia menjadi penyebab sejumlah warga Denmark masuk Islam.
Wanita muslimah pertama asal Palestina duduk di parlemen Denmark menegaskan bahwa kartun-kartun yang menghina Nabi yang menimbulkan kemarahan besar di seluruh dunia itu telah menjadi penyebab bagi sejumlah warga Denmark masuk Islam.
Muslimah anggota parlemen Denmark itu juga mengatakan bahwa dirinya telah menemui para penggambar yang menghina Nabi dan akhirnya dia mengetahui bahwa mereka tidak mengerti Islam. Mereka juga tidak menggambar Rasulullah SAW, akan tetapi mereka menggambar kondisi kaum muslimin.
Asma Abdul Hamid, wanita musliman anggota parlemen Denmark itu mengatakan bahwa sebagian kaum muslimin mencampur-adukkan antara tradisi dan agama. Sehingga dia menyampaikan nasihat kepada kaum muslimin, hendaknya mereka kembali kepada aqidah dan berpegang-teguh kepada norma-norma dan ajaran Nabi SAW.
Gonjang-ganjing yang terjadi di dunia Arab dan Islam yang dipicu oleh kartun tersebut telah membuat warga Denmark bertanya-tanya tentang sebab munculnya kekacauan itu. Dalam diri mereka muncul keinginan yang kuat untuk mengetahui lebih jauh tentang pribadi Nabi SAW. Sehingga sebagian mereka ada yang mendalami pengetahuan sekitar Islam, dan ada pula yang menggali pengetahuan tentang berbagai kelebihan Rasulullah SAW. Al Hasil, banyak warga Denmark yang masuk Islam.
Sikap yang diambil Asma berkaitan dengan kartun itu adalah melaporkan kasusnya kepada polisi agar mereka menyeret para penggambar dan mengadilinya. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Sehingga dia memutuskan untuk menjumpai para penggambar dan mendapati mereka tidak mengerti Islam. Mereka menggambarkan Islam dari sumber kaum muslimin timur-tengah yang banyak dilanda gejolak ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Sehingga mereka mendapatkan gambaran yang paling buruk tentang Islam dan menganggap Islam sebagai sumber teror. Berangkat dari gambaran itulah mereka menggambar Nabi Muhammad SAW. Asma mengatakan, “Jadi mereka tidak menggambar Rasulullah SAW, akan tetapi kita sendiri yang menggambar beliau. Karena kita tidak bisa memberikan gambaran tentang Islam dengan akhlak dan ajarannya yang mulia sebagaimana yang ditampilkan oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, kita belum menunaikan kewajiban kita yang benar”.
******
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar