Rabu, 24 Agustus 2011

KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H (SERI MEMILIH PEMIMPIN)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر / الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر / الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر / لا إله إلا الله والله أكبر / الله أكبر ولله الحمد .
إِنَّ اْلحَمْدَ ِللهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ . وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شرَيِْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ) (آل عمران:102)
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً) (الأحزاب:70- 71)
أَلاَ وَإِنَّ أَصْدَقَ اْلكَلاَمِ كَلاَمُ اللهِ تَعَالىَ وَخَيْرَ اْلهُدَي هُدَي مُحَمَّدٍ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فيِ النَارِ ، أما بعد :
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah untuk meraih ridha-Nya di dunia dan di akhirat. Hanya dengan taqwa kepada Allah, ridha-Nya dapat dicapai. Di antaranya adalah dengan mendawamkan berbagai macam ibadah yang telah kita biasakan selama bulan Ramadhan kemarin ini. Yang wujudnya adalah amal-amal shalih, yaitu : Puasa sunnah, shalat tahajjud/qiyamullail, shalat witir, berinfaq, tilawah Al Qur'an, dzikir, thalabul ilmi (menuntut ilmu agama), berbicara santun, dan lain-lainnya.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد .
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Marilah kita tingkatkan kwalitas dan kwantitas amal shalih kita. Kunci amal shalih adalah, jika seseorang ilmunya shahih, maka amalnya pasti shalih, sebaliknya jika seseorang tidak memiliki ilmu sama sekali atau ilmunya salah maka amalnya tidak mungkin shalih, tetapi thalih.
Syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji tidak akan menjadi shalih, melainkan jika ilmu yang berkenaan dengan semua itu shahih. Semua ibadah di atas menjadi rusak/batal dan sia-sia ketika diamalkan bukan dengan dasar ilmu yang shahih. Sikap kepada orang tua, saudara, guru, kawan, lawan dan setan, tidak akan menjadi shalih melainkan ilmu berkenaan dengan semua itu shahih.
Pokoknya, semua ibadah dan amalan seseorang tidak akan menjadi shalih dan diterima oleh Allah SWT, melainkan jika dijalankan dengan dasar ilmu yang shahih. Ilmu yang shahih adalah ilmu yang bersumber kepada Al Qur'an, As-Sunnah dan sirah Salaf shalih melalui syarah-syarahnya dari para ulama yang mu'tabar dalam dunia Islam Sunni. Tidak akan diterima ibadah atau amal seseorang yang dasar pengamalannya karena ikut-ikutan, rasa malu kepada orang lain, tanpa dasar ilmu, asal selesai, tanpa unsur dzikir, pikir, khusyu', tawadhu' dan ikhlas. Ibadah yang demikian ditolak, dan amal yang demikian tidak bisa menjadi ibadah dan juga ditolak dan sia-sia.
Kedudukan ilmu dalam Islam sangat menentukan besar kecilnya pahala dan diterima atau ditolaknya ibadah atau amal. Sehingga ibadah thalabul ilmi adalah ibadah paling besar dalam Islam, melebihi besarnya ibadah syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, berkeluarga, mencari nafkah dan lain sebagainya, karena semuanya tergantung kepada ilmu. Bahkan matipun harus dengan ilmu yang shahih dan na'udzu billah jika mati dengan ilmu yang salah. Demikian juga mengurus dan mensikapi orang mati, apalagi orang hidup. Semuanya mutlak harus dengan ilmu yang shahih agar apapun yang kita amalkan layak menjadi ibadah dan diterima di sisi Allah SWT serta tidak sia-sia belaka.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد .
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Berkenaan dengan ilmu yang shahih, kita tidak boleh lupa bahwa memilih pemimpin yang beberapa bulan lagi akan kita lakukan adalah termasuk amal yang ada ilmu shahihnya, baik dari Al Qur'an maupun dari Al Hadits. Sehingga memilih pemimpin adalah amal ibadah yang berkaitan dengan pahala dan dosa kepada Allah SWT. Dalam hal ini Allah telah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِى الأَمْرِ مِنْكُمْ .... (النساء : 59)
Hai orang-orang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu…..
Untuk menjelaskan kata ulul amri, khatib coba jelajah kitab mukhtashar tafsir Ibnu Katsir. Di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menukil sejumlah pendapat para sahabat Rasulullah SAW berkenaan dengan ulul amri. Ibnu Abbas RA misalnya, menyatakan bahwa ulul amri adalah seorang ahli fiqih dan ahli agama. Mujahid dan Atha' menyatakan bahwa ulul amri adalah ulama. Lalu Ibnu Katsir sendiri menyatakan bahwa ulul amri itu umum, yang mencakup ulama dan umara. Dan pastilah seorang yang alim dan amir (pemimpin yang alim) adalah yang bersifat rabbani (Al Maidah : 63), ahludz dzikr (An-Nahl : 43) dan memerintahkan ketaatan kepada Allah SWT.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد .
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Seorang pemimpin memiliki posisi yang sangat strategis. Apalagi jika dia seorang pemimpin suatu wilayah atau negara. Dia adalah seorang koordinator pengelolaan berbagai potensi dan sumber daya untuk meraih cita-cita bersama, kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jika demikian maka seorang pemimpin haruslah seorang yang benar-benar paham cita-cita bersama itu, bukan paham keinginan hawa-nafsunya sendiri, keluarga dan kroninya saja. Pemimpin harus orang yang kuat fisik dan akalnya. Pemimpin harus orang yang luas pengetahuan dan jaringannya. Pemimpin harus orang yang ilmunya shahih sehingga semua amalnya dalam memimpin dan bertindak shalih.
Allah SWT menegaskan ketika orang-orang Yahudi meminta seorang pemimpin kepada nabi mereka dan Allah SWT menjadikan Thalut/Dawud sebagai pemimpin mereka :
قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ .... (البقرة : 247)
Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa……".
Pemimpin yang dekat dengan ridha Allah SWT adalah seorang pemimpin yang telah Allah SWT lengkapi dengan keluasan ilmu dan kekuatan fisik. Khatib tegaskan bahwa ilmu Allah SWT adalah ilmu yang shahih, sehingga pemimpin pilihan Allah SWT adalah seorang pemimpin yang amal-amalnya senantiasa shalih karena ilmunya shahih. Tidak berani khianat, tidak mungkin melakukan kecurangan, tidak bisa aniaya kepada rakyat, langsung atau tidak langsung, tidak juga aniaya kepada dirinya sendiri. Pemimpin yang dekat dengan ridha Allah adalah pemimpin yang dengan ketangguhan fisiknya, dia siap memimpin peperangan sekalipun. Tidak pengecut dan tidak ciut. Mahir menunggang kuda dan mengayunkan senjata. Tajam menatap masa depan yang lebih baik. Tidak gentar membela semua yang wajib ia bela. Tidak loyo memperjuangkan cita-cita bersama. Selalu siap menjadi koordinator dalam berbagai kegiatan demi kemajuan bersama. Tidak menghabiskan waktu untuk 'membangun jiwanya dan badannya' hanya demi kepentingan dirinya sendiri, dan bukan untuk kemajuan bersama. Selalu penuh taggungjawab mengenai apa saja yang ia lakukan.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد .
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Pasti, seorang pemimpin harus tangguh dan teguh dalam memeluk agamanya sehingga tahu 'jimat' apa yang ia mempankan ketika menghadapi godaan setan. Pemimpin harus paham bahasa setan yang langsung menyeruak di dalam hati dan langsung dipahami, sekalipun bahasa setan itu tidak pernah ada namanya. Karena setan ngomong langsung di dalam hati seseorang dan orang tersebut langsung paham apa yang setan maksud. Godaan setan itu sangat strategis, karena penggoda (setan), orang yang digoda (seorang pemimpin misalnya) dan proses bujuk-rayu setan tidak pernah diketahui oleh orang lain. Sehingga pemimpin sangat rentan dan sangat mudah tergiur mengikuti apa maunya setan, karena apa yang dibisikkan oleh setan adalah demi kepuasannya sendiri dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Ingat, baik dia itu setan dari jenis manusia maupun setan dari jenis jin (شياطين الإنس والجن) (Al An'am : 112).
Ketika seorang pemimpin sudah demikian, maka sesungguhnya dia mulai kehilangan kendali dirinya. Agama sudah dianggap hanya pemantas belaka. Baginya agama tidak penting dan cenderung membatasi gerak bebas dirinya. Akhirnya, benar-benar kehilangan agama sebagai pengendalinya. Dan semua tindakannya adalah tindakan-tindakan yang thalih dan sama sekali tidak shalih.
Padahal seorang pemimpin adalah gubernur (amir) Rasulullah SAW. Beliau bersabda dalam sebuah hadits yang disepakati keshahihannya :
عن أبي هريرة رضى الله عنه ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال : من أطاعنى فقد أطاع الله ، ومن عصانى فقد عصا الله ، ومن أطاع أميرى فقد أطاعنى ومن عصا أميرى فقد عصانى .
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW beliau bersabda, "Barangsiapa taat kepadaku maka dia telah taat kepada Allah dan barangsiapa maksiat kepadaku maka dia telah maksiat kepada Allah. Dan barangsiapa taat kepada gubernurku maka dia telah taat kepadaku dan barangsiapa maksiat kepada gubernurku maka dia telah maksiat kepadaku".
Pemimpin adalah orang yang wajib ditaati selama perintah dan larangannya sejalan dengan Islam. Kalau seorang pemimpin lemah agamanya, maka perintah dan larangannya tidak mungkin ia kontrol apakah sesuai dengan Islam atau tidak. Lantas apa dasar kebijakannya bila demikian? Hawa nafsu. Jika demikian maka Rasulullah SAW telah berpesan kepada umatnya :
صحيح وضعيف الجامع الصغير - (28 / 49)
13477 - لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق .
تخريج السيوطي : عن عمران والحكم بن عمرو الغفارى .
تحقيق الألباني : ( صحيح ) .
Mutlak tidak boleh ada ketaatan kepada sesama makhluk dalam perintah maksiat kepada Sang Khaliq (Pencipta).
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد .
Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat ied rahimakumullah.
Jika pilihan rakyat adalah pemimpin yang buruk, tidak sesuai dengan kreterea yang diberikan oleh Allah SWT, maka tidak lama lagi rakyat terpaksa harus menyadari bahwa mereka hanya dibodohi dengan sejumlah uang, iming-iming dan janji-janji yang tidak kalah menariknya dengan janji-janji setan kepada manusia. Mereka sesungguhnya diajak untuk membinasakan wilayah yang ada di bawah kepemimpinannya dengan semua isinya. Mereka diajak mengorbankan rakyat dan semua potensi negara atau daerahnya. Dan ironinya, semua itu hanya demi kepentingan pemimpin tersebut. Mereka telah dibawa kepada kesengsaraan dunia dan penderitaan kekal abadi yang sangat berat di akhirat. Rasulullah SAW telah bersabda yang harus selalu dicamkan isinya :
عن أبي هريرة مرفوعا : سَيَلِيْكُمْ بَعْدِى وُلاَةٌ فَيَلِيْكُمُ الْبَرُّ بِبِرِّهِ وَالْفَاجِرُ بِفُجُوْرِهِ ، فَاسْمَعُوْا لَهُمْ وَأَطِيْعُوْا فِيْمَا وَافَقَ الْحَقَّ ، وَصَلُّوْا وَرَاءَهُمْ ، فَإِنْ أَحْسَنُوْا فَلَكُمْ وَلَهُمْ ، وَإِنْ أَسَاؤُوْا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ . أخرجه الدارقطني وابن حبان من طريق عبد الله ابن محمد بن يحيى بن عروة عن هشام بن عروة عن أبى صالح السمان عنه .
Dari Abu Hurairah RA dengan derajat marfu' beliau bersabda, "Akan memimpin kalian sepeninggalku para pemimpin yang bajik dengan kebajikannya dan para pemimpin pendosa dengan gelimang dosanya. Maka dengar dan patuhi mereka dalam hal-hal yang sejalan dengan kebenaran dan shalat-makmumlah di belakang mereka. Jika mereka berbuat baik maka kalian dan mereka untung. Sedangkan jika mereka jahat maka kalian untung dan mereka celaka". Ditakhrij oleh Ad-Daruquthni dan Ibnu Hibban dari jalur sanad Abdullah bin Muhammad bin Yahya bin Urwah dari Hisyam bin Urwah dari Abu Shalih As-Saman dari Abu Hurairah RA.
Pemimpin adalah koordinator semua upaya dengan semua potensi dan sumber daya dalam meraih cita-cita bersama. Pemimpin adalah pilihan rakyat, maka rakyat harus cerdas memilihnya. Pemimpin adalah imam dalam shalat, maka harus memenuhi syarat-syarat seorang imam dalam shalat. Pemimpin harus ditaati, maka bagaimana jika dia banyak memerintahkan atau menuntut hal-hal yang bertentangan dengan Islam. Pemimpin adalah panglima perang, maka harus kuat fisik, pemberani, alim dan teguh dalam beragama.
Pemimpin pilihan Allah SWT tidak musti orang yang banyak hartanya. Mengukur kelayakan dan kelaikan seseorang menjadi pemimpin hanya dari aspek harta saja adalah bani Israil yang salah dalam memilih pemimpin dan akhirnya dimurkai oleh Allah SWT (Al Baqarah : 247).
Sekali lagi, memilih seorang pemimpin adalah ibadah dan taqarrub kepada Allah SWT. Perihal pemimpin dan kepemimpinan banyak difirmankan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an dan disabdakan oleh Rasulullah SAW di dalam Hadits. Oleh sebab itu harus diamalkan dengan dasar ilmunya yang shahih agar amal memilih pemimpin itu dan hasilnya shalih untuk semuanya.
بارك الله لى ولكم فى القرآن العظيم ، ونفعنى وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم ، وتقبل منى ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم ، وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْراَهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعلَىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْد ٌمَجِيْدٌ ، وَارْضَ اَللَّهُمَّ عَنِ الصَحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إَلَى يَوْمِ الدِيْنِ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَك َأَعْدَاءَ الدِيْنِ .
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ َاْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ .
اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل فى قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم .
اَلَّلهُمَّ أَعِنَّا عَلىَ ذِكْرِكَ وَ شُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ .
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَ قِيَامَنَا وَ قِرَاءَتَنَا وتلاوتنا وَزَكَاتَنَا وَعِبَادَاتِنَا كُلَّهاَ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ . وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ .
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا .
رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قَنَا عَذاَبَ النَارِ .
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ .
والحمد لله رب العالمين .

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته .

REFERENSI :
1. Al Qur'anul Karim.
2. Mukhtashoru Tafsiri Ibni Katsir di dalam Al Maktabatussyamilah.
3. Kitab-kitab hadits tahqiq Syaikh Nashiruddin Al Albani di dalam Al Maktabatussyamilah.
4. Kitab "Al Ahkamus Sulthaniah", karya : Al Mawardi.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar