Anak seorang manusia adalah "titisan" kedua orang tuanya. Allah swt menciptakan manusia dengan bahan tanah, untuk manusia pertama. Berikutnya manusia dari tulang rusuk manusia pertama. Manusia pertama Adam (laki-laki) dan manusia kedua adalah Hawa (perempuan). Adam menjadi pasangan Hawa. Dari keduanya Allah ciptakan keturunannya, yaitu semua manusia hingga kiamat tiba. Mereka bermula dari Adam dan Hawa.
Seorang perempuan menikah dengan seorang laki-laki. Terjadilah persetubuhan antara keduanya. Akhirnya membuahkan seorang keturunan, manusia baru, laki-laki atau perempuan. Manusia baru ini Allah swt ciptakan dari bernih yang berasal dari bapaknya dan benih yang berasal dari ibunya. Jadilah manusia baru, laki-laki atau perempuan.
Mari kita cermati, adakah bahan lain bagi seorang manusia selain dari kedua ibu bapaknya itu? Bahan dari bapak dan ibunya itu dari apa asalnya?
Jawaban pertanyaan pertama, mungkin, tidak ada. Bahan hanya dari benih yang berasal dari ayahnya dan ibunya. Jawaban pertanyaan kedua adalah dari apa-apa yang masuk ke dalam jasad bapak dan ibunya. Yaitu, makanan, minuman, dan udara.
Kalau anak yang muncul ternyata menjadi seorang anak nakal, bagaimana kira-kira ceritanya? Kira-kira, karena bahan benih orang tuanya "tidak baik". Haram, kotor dan tidak thayyib. Jadilah benih yang buruk. Ketika benih itu buruk, maka jadi manusia juga buruk. Logis.
Maka, sebaiknya orang tua yang memiliki anak-anak yang nakal, perbanyak istighfar dengan pengertian dan pemahaman yang sedalam-dalamnya. Agar terjadi perubahan kwalitas benih dan agar Allah swt membaguskan anak yang terlanjur dari benih yang buruk. Karena Rasulullah saw telah bersabda : العرق دساس Wallahu a'lam bishshawab.
Senin, 18 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)